Minggu, 31 Juli 2011

Distorsi

Salah paham itu konon sesuatu yang membuat Nagasaki dan Hiroshima luluh lantak seperti kondisi rumah mbah marijan saat terkena hembusan awan panas wedhus gembel gunung merapi. Gosong!

Mokusatsu
Yang seharusnya terjemahannya "withhold comment until a decision has been made" diterjemahkan menjadi "making no comment" atau "ignore". Karena salah interpretasi itulah kemudian melayang benda bermuatan uranium dan plutonium yang mencabut 105.000 nyawa penduduk Nagasaki dan Hiroshima.

Salah paham.
Dalam hubungan kita dengan Sang Pencipta, tak jarang manusia sering salah paham dengan Tuhan. Sampai-sampai Allah mengajarkan soal ini dalam al-Qur'an :

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Dulu pernah kawan saya dongkol bukan main. Apa pasal? Masalah sepele saja. Sewaktu ingin pergi rekreasi bersama kawan-kawannya, ia mendadak sakit kepala. Peningnya bukan buatan. Akhirnya ia memutuskan batal pergi. Kecewa dan dongkol jadi satu bersama cekot-cekot yang tak kunjung reda. Tapi seketika kedongkolan itu berubah menjadi rasa syukur saat ia mendapat kabar mobil yang ditumpangi rombongan kawan-kawannya itu kecelakaan. Tak ada yang selamat.

Ada hikmah di balik kepala nyut-nyutan.

Sebagian ahli tafsir menafsirkan hikmah sebagai "sampainya kepada hakikat pesan Tuhan dalam wilayah ucapan dan perbuatan". Oleh karena itu bolehlah saya katakan bahwa hikmah adalah bahasa Tuhan, maksud Tuhan sesungguhnya dibalik peristiwa yang kadang dalam kasus tertentu secara zahir nampak bahwa Tuhan tidak adil. Saya, anda dan penganut agama apapun juga pernah kesulitan memahami bahasa Tuhan ini. Jangankan kita, sekaliber nabi saja pernah kesulitan memahami hakikat pesan Tuhan tersebut.

Dulu Nabi Musa tak pernah bisa paham dan bertanya berulang kali kepada Nabi Khidr karena ia melihat kezhaliman di depan matanya. Kezhaliman yang dilakukan oleh seorang nabi. Bagaimana mungkin seorang nabi berbuat keji bahkan sampai membunuh anak kecil tak berdosa. Tak masuk diakal! Tapi setelah tahu rahasia dibalik perbuatan Nabi Khidr, Nabi Musa pun menyesal karena sudah melanggar larangan gurunya yaitu Nabi khidr untuk tidak bertanya perbuatannya sebelum Nabi Khidr sendiri yang menjelaskan.

Salah paham terhadap Tuhan

Barangkali kalau untuk kita seharusnya jarang merasa kecewa kepada Tuhan. Karena saya dan anda diberi nikmat yang luar biasa. Tapi akan berbeda ceritanya jikalau anda diuji oleh Allah. Bagaimana jika anda menderita Lympathic Filariasis? Yang membuat kaki anda akan membengkak sebesar karung beras dan cacat seumur hidup dengan bentuk yang naudzubillah jeleknya, bagaimana jika anak anda menderita penyakit progeria? sebuah penyakit amat langka akibat kesalahan kode genetik yang mampu menghancurkan hidup anak anda dan membuat nyawanya melayang sebelum usia 15tahun, bagaimana jika anda lahir dari keluarga pengemis yang sehari-hari hanya bisa makan makanan basi yang diambil di tong sampah. Bagaimana jika anda mengalami pelecehan seksual, diculik dan dipaksa jadi pekerja seks komersial di negara yang sama sekali tidak anda kenal? Mudahkah untuk menerima semua itu? Bisakah anda pahami hikmahnya jika anda di posisi seperti itu?

Maaf kawan.. essai kali ini memang tidak bisa pendek.

Distorsi

 Memahami setiap hakikat qadha dan qadar Tuhan agaknya tidak semudah copy & paste, tinggal tekan ctrl A, lalu ctrl C, kemudian ctrl V, lalu di save dalam format "rich text format". Di setiap kejadian selalu tersembunyi hikmah, kebijaksanaan Tuhan yang membuat setiap orang yang berhasil menyingkapnya terkesima dan ridha akan qadha Nya.

Saya percaya bahasa Tuhan begitu murni, sakral, agung, dan mengandung hikmah kebijaksanaan di level puncak yang tertinggi. Namun ketika ia disampaikan kepada manusia melalui qadha dan qadar Nya. manusia tak jarang kesulitan memahaminya.

Ibarat permainan sandi. Hikmah adalah maksud Tuhan sesungguhnya yang ketika disampaikan kepada manusia dalam qadha yang buruk maka ia bagai  tersaji dalam bentuk kode rahasia seperti manuskrip voynich yang amat misterius dan jika berhasil dipecahkan maka ia akan membentuk sebuah kode algoritma kriptografi baru yang harus dipecahkan lagi, entah dengan teknik dekode apa lagi. Sebuah kode di atas kode.

Lebay?

Memang...

Sehingga ketika manusia menerima cobaan yang berat, maka otak manusia yang pada dasarnya terbatas itu kesulitan memahami hikmah sesungguhnya. Akibatnya hikmah kebijaksanaan Tuhan terdistorsi oleh logika berfikir dan labilnya emosi manusia itu sendiri. Kenapa aku diuji seperti ini? Dimana letak kasih sayang Allah? Disinilah terjadi kesalah pahaman itu.

Saya pribadi sebenarnya kesulitan kalau mengandalkan logika semata. sampai akhirnya saya tahu, goblok kalau bermain logika mantik saja dalam memahami hikmah dibalik Qadha dan Qadar Tuhan. Oleh karena itu Al-Qur'an dan Sunnah benar-benar pegangan mutlak yang menunjukkan kode-kode pemecahan.

Memang belum semuanya..
tapi saya pikir kode-kode dibawah ini cukup untuk menyejukkan hati siapapun.

Misalnya begini.. Saat kita ditimpa ujian berat oleh Allah dan kita bertanya kepada Tuhan mengapa aku diuji seperti ini. Allah berfirman :

apakah kalian mengira, bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian semisal yang menimpa dari orang-orang sebelum kalian ? mereka ditimpa malapetakan dan kesengsaraan serta kegoncangan sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang beriman yang bersamanya : “kapankah datang pertolongan Alloh ?” ketahuilah sesungguhnya pertolongan Alloh itu sangat dekat”.(QS. Al Baqoroh : 214).

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan..." (QS. Al Baqoroh : 155)

Ternyata kita memang harus siap dengan segala macam ujian. Lalu ketika kita tidak tahu bagaimana menghadapi semua ujian itu?
Allah berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (TQS. al-Baqarah [2]: 153)

"Sesungguhnya  hanya  orang-orang  yang  bersabarlah  yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (TQS. az-Zumar [39]:10)

Misalkan Allah mengambil orang yang teramat sangat kita kasihi, maka Allah sudah jauh-jauh hari mengatakan yang tercantum dalam hadis qudsi :

Allah berfirman, “Seorang hamba yang Aku ambil kekasihnya dari penghuni dunia kemudian ia bersabar, maka tidak ada balasan apa pun baginya kecuali surga." (HR. al-Bukhâri)

Jika Allah menguji kita dengan cacat tubuh sehingga kita sedih dan protes, sebenarnya Allah sudah mengabarkan jauh-jauh hari dalam hadis qudsi :

Sesungguhnya Allah berfirman, “Apabila aku menguji hambaku dengan dua mata yang buta, kemudian ia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua (mata)nya tersebut dengan surga baginya." (HR. al-Bukhâri)

Kalau kita ditimpa musibah seberat atau sekecil apapun, Allah pun sudah memberi tahu melalui lisan Rasulullah saw bahwa :

Setiap musibah yang menimpa seorang mukmin, berupa sakit yang berterusan, sakit yang biasa, kebingungan, kesedihan, kegundahan hingga duri yang menusuknya, maka pasti musibah itu akan menjadi penghapus bagi  kesalahan-kesalahannya. (Mutafaq‘alaih).

Dan ketika kita memohon sesuatu yang baik sebagai ganti ujian berat tersebut, Allah sudah memberitahukan kepada kita melalui lisan Baginda Rasulullah saw :

Siapa saja yang ditimpa musibah atas hartanya atau jiwanya, kemudian ia menyembunyikannya dan tidak mengadukan kepada manusia, maka Allah pasti akan mengampuninya.

....

Banyak hikmah yang sudah Allah ungkap dalam Al-Qur'an dan Al-Hadis.
Simpel ya.. tinggal buka dan cari jawaban atas setiap masalah..
Tapi sungguh sayang informasi seperti ini sudah banyak yang tidak tahu..
Terutama di negara-negara yang sungguh jarang Islamnya.
Sehingga wajar kalau mereka mencari solusi yang aneh-aneh..
drink, drug, sex, and die..
Kenapa?
Apa karena distorsi itu tadi?

Jika suatu saat nanti kita bertemu dengan masalah kehidupan yang pelik, maka sudah tahu kan apa yang harus  dilakukan..? Kajilah Al-Qur'an dan Al-Hadis kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar